Skip to main content

Gentle Birth

Awalnya saya sangat tertarik untuk hypnobirthing tapi setelah ditelaah lebih jauh, ternyata hypnobirthing itu mengarahkan kita untuk gentle birth, dimana melakukan persalinan tanpa adanya paksaan seperti caesar atau induksi (jika memang semua baik-baik dan sehat-sehat saja tanpa adanya kasus tertentu). Memang di awal-awal kehamilan karena miom saya bermasalah, saya sangat ingin melakukan caesar dengan tujuan mengangkat miom. Tapi semakin kesini, seiring dengan miom saya sudah tidak mengganggu dan dokter menyarankan untuk melahirkan secara normal saja, maka persalinan secara gentle birth lah yang sangat saya inginkan. 

Setelah mengikuti group komunitas gentle birth untuk semua di facebook, pengetahuan saya mulai terbuka dan mulai menemukan beberapa nama yang biasa menangani gentle birth ini sendiri, salah satunya untuk di jakarta dan sekitarnya adalah bidan erie marjoko. Saya memang belum pernah bertatap muka langsung dengan beliau, tapi sudah whatsapp-an dan beliau sudah menjelaskan cukup banyak jika saya ingin melakukan homebirth di rumah. Saya sangat excited sekali. Tapi sangat di sayangkan pengetahuan tentang gentle birth ini belum diketahui oleh banyak orang di Indonesia saat ini, terutama untuk keluarga dan suami saya. Walaupun sudah saya jelaskan berulang-ulang kali tapi tetap saja meereka kontrak dengan metode ini dan tetap memilih rumah sakit dan dokter sebagai alternatif terbaik. Padahal di mindset saya, rumah sakit dan dokter itu semua bersifat cepat, tidak mau menunggu lama, tidak mau sabar. Pasti kalau sudah weeks 38/39 harus segera di induksi, dimana sebenarnya masih ada kemungkinan bayi tersebut lahir dengan sendirinya  tanpa harus di induksi. 

Memang kata INDUKSI merupakan sebuah kata yang sangat menyeramkan untuk saya. Mungkin berdasarkan pengalaman teman-teman dan saudara yang pernah mengalaminya jadi kata tersebut sudah tidak bagus maknanya di dalam otak saya. Kebetulan sekali saya dihubungi oleh seorang teman lama yang membaca postingan saya tentang keinginan saya untuk gentle birth. Ternyata dia juga ingin melakukan hal serupa, dimana saat ini kandungannya sudah berusia 39 weeks tapi dia tetap sabar menunggu walau tetap didampingi dengan pantauan dokter juga.

Ternyata ada juga yang namanya doula, yaitu pendamping persalinan yang tetap menjalankan teknik gentle birth tapi dilakukan di rumah sakit/rumah (terserah kita). Jadi kalaupun memang akan di lakukan di rumah sakit, doula akan mendampingi selama persalinan berlangsung dan membantu kita untuk teknik trauma healing dan energy balancing, touch healing, olah napas, kompres dingin dan hangat disertai massage, mobility, acupressure, teknik birthball dan sebagainya sehingga membuat persalinan kita menjadi tenang, relax dan tanpa paksaan. Di Jakarta ada bersama Ibu Dyah Pratitasari (pritazamzam@gmail.com). Mungkin doula ini bisa menjadi salah satu alternatif bagi yang harus melahirkan di rumah sakit tapi tetap ingin konsep gentle birth tetap ada. Tapi biar bagaimanapun pada akhirnya sang baby lah yang akan menentukan bagaimana jalan lahirnya. 

Semoga keinginan saya untuk gentle birth ini bisa terlaksana, semua sehat-sehat dan tidak ada masalah apapun. AMIN :)

Comments

Popular posts from this blog

Review Dokter Anak: dr. Ruth Karisma Widjaja, Sp.A, DPPS

Kali ini saya mau membahas tentang dokter anaknya J, yang juga dokter kesayangannya. Karena kalau browsing ternyata masih agak sulit menemukan review sang dokter. Tapi sungguh deh ini dokter keren banget favey banget! Dari J lahir kita emang sudah special request sama rumah sakit untuk bisa di tanganin dengan DSA nya Dokter Ruth ini (suggest dari a friend of mine yang juga sudah langganan dokter ini). Kebetulan emang rejekinya J pas lahiran yang available jaga malam emang dr. Ruth ini (YEAY!) dan emang jalannya Tuhan ya, ketika proses lahiran ada masalah dr. Ruth ini yang bantuin J biar bisa keluar karena kejepit di jalur lahir. Trus dengan sigapnya dia gak pentingin  IMD blablabla karena kondisi J gak gitu stabil, kondisi nilai lahirnya 6/10. J langsung dibawa ke NICU. Beliau rutin banget check kondisi J di tengah-tengah pasiennya yang membludak sampai dengan J  sehat waalfiat. Ketika beliau pun harus pergi seminar keluar kota, beliau sudah nunjuk dokter pengganti dengan te...

Vendor Review PART 1: Adat Batak / Traditional Batak Ceremony

Hore skrg saya sudah resmi menjadi Ny. Siregar :) Tiba saatnya juga untuk vendor review pada acara pernikahan adat batak kami.. 1.  Gedung Grand Mangaradja - Gedung Arion (10/10) Semuanya rapih, bagus, teratur, AC dingin, parkiran diatur sangat baik. Puas atas service gedung ini dari acara kami jam 11-set8 malam :) 2.  Catering: Marpadotbe (Score 10/10) Kami mengambil semua paket dari Marpadotbe, dari catering (paket sapi), snack dan minuman. Snack kami mengambil kembang loyang, kacang sihobuk, pisang goreng, lapet, bir+cocacola tambahan di luar wajib beli gedung, aqua botol, ice cream dan juga kami menyewa 12 orang dari marpadotbe untuk tim pengorganisir pembagian makanan, minuman dan snack. *Rasa makanan sangat enakkkk :) saya makan banyak sekali di pelaminan (pengantin gatau malu) abis suka bgttt terutama ayam gotanya. JUARAAA. *Pisang goreng langsung di goreng di tempat, sehingga panas-panas makannya *Free flow teh kopi, banyak bgt gak abis-abis ...

C-Section / Operasi Caesar

Berhubung sampai dengan saat ini saya kemungkinan akan menjalani sectio (karena ada miom yang mengganggu), jadi mulai dari sekarang saya sudah mempersiapkan diri, fisik dan mental saya untuk sectio ini. Selama ini saya berpikir bahwa c-section itu sama saja, ternyata ada 2 metode. Berikut option sectio yang ada: * C-Section Vertical (-) Secara kosmetik ini kurang disarankan, karena bekasnya akan lebih jelas, susah hilang, tidak bisa disamarkan (+) Lebih gampang ketika proses operasi (+) Lebih cepat pulih dan bagi sebagian orang sangat cepat pemulihannya, bahkan ada yang tidak merasakan sakit pasca operasi *C-Section Pfannenstiel (-)  Tidak bisa dilakukan secara cepat, karena harus hati-hati dan rapih (-)  Pemulihan pasca operasi cukup lama (+) Secara kosmetik paling oke, karena bisa disamarkan dan tidak begitu terlihat jelas Tapi menurut ilmu kedokteran saat ini, lebih disarankan menggunakan metode c-section pfannenstiel karena memungkinkan sang ibu...