Skip to main content

Proses Melahirkan Jethro Part 2

Setelah 1x24jam, akhirnya besoknya saya mempersiapkan diri untuk bertemu anak saya di pagi hari. Ternyata belom boleh di pagi itu karena anak saya sedang diperiksa oleh dokter anak dan dokter tulang untuk cek apakah ada kepatahan di sekitar bahu dan tangannya. Akhirnya suster datang ke kamar untuk mengecek ASI saya karena anak saya akan segera diberikan ASI saya. Setelah di massage oleh suster, Puji Tuhan colostrum keluar! YEAY. Segera diberikan ke Baby J. 

Siang hari saya diminta untuk bangun dari tempat tidur dan mengikuti kelas apa ya namany, pokonya kelas setelah melahirkan yang diajarkan tehnik massage payudara, memandikan bayi, dan sebagainya yang dibutuhkan new mommy. Rasa bekas operasi SC itu sungguh sakit, menyiksa sekali. Setelah itu saya boleh melihat bayi saya di ruang khusus bayi yang sakit.

HALO JETHRO, ini pertama kalinya mama liat Jethro. Seketika air mata saya langsung mengalir melihat malaikat kecilku sedang berjuang dengan selang-selang dan infus. Kupegangi tubuhnya yang hangat, kusayang-sayang dan kupanggil namanya berulang kali. Jethro meresponku! sungguh aku sangat bahagia.. Aku ingin sekali segera breastfeeding him, tapi belum boleh karena J masih belum boleh minum langsung, tapi harus melalui selang :( . 



Keesokan harinya J dinyatakan bebas dari patah tulang dan hanya lebam saja. Lebamnya juga berangsur-angsur membaik. Tak henti-hentinya kubersyukur pada Tuhan. J masih tetap di ruang perina (ruang perawatan) dan saya yang bolak balik untuk menengoknya karena J belom boleh room in bersama saya. Jadi kalau ada tamu yang datang, hanya boleh liat dr kaca saja.

Akhirnya besok siangnya J boleh juga room in sama saya, dimana saya berusaha menyusu dia secara langsung ternyata dia gak mau. Pagi, siang, malam dicoba terus dibantu suster tapi tetap tidak mau. Akhirnya dokter anak memanggil konselor laktasi. Setelah diliat, konselor laktasi bilang bahwa J mengalami tongue tie dan harus dipotong dulu untuk bisa menyusu. Dokter anak setuju dan akhirnya dilakukanlah FRENOTOMI atau pemotongan tongue tie. Sebentar saja prosesnya dan selesai. Tapi ternyata J tetap tidak mau menyusu. Diputuskanlah saya harus memerah dengan tangan terus sampai J bisa menyusu sambil saya terus berusaha untuk J bisa menyusu.

Selama di rumah sakit, saya mengalami baby blues yang dasyat. Jadi kerjaan saya hanya menangis terus dan kadang tidak mau memegang bayi saya. Untung saya punya suami yang hebat, selama di RS 24jam dialah yang mengurusi J. Dia sangat telaten, sangat pandai mengurusi bayinya. Ketika J harus disinar blue light yang dilakukan di kamar karena kuninh, dialah yang dengan sabar menggendong J sambil disinari instead menaruh J di box dan disinari. Suami saya terus menyemangati saya untuk jangan baby blues. Sampai pembantu saya juga ikut menemani saya di RS tapi entah kenapa saya malah jadi jutek dan benci sama pembantu saya (ada-ada saja emang kalau lagi baby blues). 

Hari ke 5 akhirnya J dinyatakan sehat dan kami boleh pulang.. Di rumah kami (saya+suami+pembantu) struggling untuk mengurusi J, karena tidak ada yang membantu kami. Tidak ada orangtua saya maupun suami. Saya shock berat sebagai new mom. Pembantu saya tidak suka anak kecil sehingga merasa sangat keberatan mengurus J yang jadinya berantem terus sama saya. Suami saya sudah mulai terganggu karena jadinya tidak bisa bekerja sama sekali. Kami struggling selama sekitar 1 minggu di rumah sampai beberapa kali pembantu kami ketiduran saat memberi susu J dan menggendong J, saya masih sangat kesakitan dengan luka operasi sc saya. Suami saya juga masih bersikeras J tidak boleh minum dot harus pipet (yes ini perjuangan extra kalau kasih susu lewat pipet di tengah malam). Saya harus bangun tiap 2 jam, yang membuat luka operasi sc saya tidak pernah sembuh dan bahkan semakin sakit. J masih menangis menangis dan menangis terus. Saya tidak tahu harus gimana, tidak tahu cara bedong, tidak bisa memandikan bayi, memerah masih sakit, harus memerah tiap 2 jam, harus susuin segera kalau nangis, belom ngerti cara sterilin pipet dll, belom ngerti kalau bayi nangis harus diapain, lalala BENDERA PUTIHHH! kami menyerah. Segera kami mencari baby sitter dengan meminta bantuan mama saya untuk mencari. Untung segera ketemu dari yayasan suster emma dan besoknya bisa langsung di antar. PRAIIIISEEE THE LOOOORD! Baby sitter coming dan kami pun bisa bernapas lega............... 

Comments

Popular posts from this blog

Review Dokter Anak: dr. Ruth Karisma Widjaja, Sp.A, DPPS

Kali ini saya mau membahas tentang dokter anaknya J, yang juga dokter kesayangannya. Karena kalau browsing ternyata masih agak sulit menemukan review sang dokter. Tapi sungguh deh ini dokter keren banget favey banget! Dari J lahir kita emang sudah special request sama rumah sakit untuk bisa di tanganin dengan DSA nya Dokter Ruth ini (suggest dari a friend of mine yang juga sudah langganan dokter ini). Kebetulan emang rejekinya J pas lahiran yang available jaga malam emang dr. Ruth ini (YEAY!) dan emang jalannya Tuhan ya, ketika proses lahiran ada masalah dr. Ruth ini yang bantuin J biar bisa keluar karena kejepit di jalur lahir. Trus dengan sigapnya dia gak pentingin  IMD blablabla karena kondisi J gak gitu stabil, kondisi nilai lahirnya 6/10. J langsung dibawa ke NICU. Beliau rutin banget check kondisi J di tengah-tengah pasiennya yang membludak sampai dengan J  sehat waalfiat. Ketika beliau pun harus pergi seminar keluar kota, beliau sudah nunjuk dokter pengganti dengan te...

Marhori - hori Dinding

yeay! finally saya sudah resmi diajak nikah sama si abang! wohoo. pihak siregar dan tobing sudah bertemu secara resmi dalam acara marhori - hori dinding yang diadakan di tempat pihak wanita :) senang.. karena acara berjalan dengan lancar, tanpa babibubebo yang bikin lama.. cepat dan to the point!  Oia tetapi ada satu hal yg menjadi permasalahan saat itu, dimana sebelumnya telah diputuskan pesta d paranak, tetapi keluarga saya (pihak wanita) menimbang bahwa karena pihak pria tinggal di Balikpapan, jadi lebih baik segala urusan diserahkan ke pihak wanita.. jadilah pesta diubah untuk diadakan di pihak parboru.. Sebelumnya pihak paranak menginginkan marhori dulu baru memesan gedung, tetapi mengingat kondisi ibukota yg sangat gencar kawin jadi hal itu sangat tidak mungkin! wong calon pengantin saja membeli gedung dari orang yg cancel, bahkan gedung impianpun gagal didapatkan hiks.. Saat marhori ini, tamu yang datang sekitar 50 orang untuk 2 pihak keluarga.. dimana makanan yg disediakan ...

Vendor Review PART 1: Adat Batak / Traditional Batak Ceremony

Hore skrg saya sudah resmi menjadi Ny. Siregar :) Tiba saatnya juga untuk vendor review pada acara pernikahan adat batak kami.. 1.  Gedung Grand Mangaradja - Gedung Arion (10/10) Semuanya rapih, bagus, teratur, AC dingin, parkiran diatur sangat baik. Puas atas service gedung ini dari acara kami jam 11-set8 malam :) 2.  Catering: Marpadotbe (Score 10/10) Kami mengambil semua paket dari Marpadotbe, dari catering (paket sapi), snack dan minuman. Snack kami mengambil kembang loyang, kacang sihobuk, pisang goreng, lapet, bir+cocacola tambahan di luar wajib beli gedung, aqua botol, ice cream dan juga kami menyewa 12 orang dari marpadotbe untuk tim pengorganisir pembagian makanan, minuman dan snack. *Rasa makanan sangat enakkkk :) saya makan banyak sekali di pelaminan (pengantin gatau malu) abis suka bgttt terutama ayam gotanya. JUARAAA. *Pisang goreng langsung di goreng di tempat, sehingga panas-panas makannya *Free flow teh kopi, banyak bgt gak abis-abis ...