yes yes, anyone experience the pregnancy problem? I DO!
Seperti yang sudah pernah diceritakan pada post - post sebelumnya bahwa saya sering mengalami kontraksi, sampai last week aku di rawat di rumah sakit karena kontraksi yang sangat berlebihan. Saya dirawat di rumah sakit ibu dan anak di kawasan menteng, jakarta pusat dengan kronologinya sudah beberapa hari saya mengalami sakit di bawah perut, susah buang air kecil dan menyebabkan kontraksi (perut mules, nyeri).. Karena tanggal merah maka kami berobat ke UGD, sudah di UGD dan pihak rs menelepon obgyn saya lalu kemudian hanya diberi obat pereda nyeri dari dubur, dan disuruh istirahat saja di rumah (tidak ada tindakan apapun).
Kemudian saya pulang, sakitnya memang hilang untuk beberapa jam tapi kemudian sakit lagi sampai malam dan jam 3 subuh saya sudah meringis kesakitan akhirnya suami saya kembali membawa saya ke UGD, ya kebetulan dokter UGD kali ini lebih teliti dia menyuruh saya tes buang air kecil karena sakitnya sperti di kandung kemih, setelah keluar hasilnya ditemukan bahwa kencing saya berdarah. Lalu saya diminta rawat inap untuk observasi lebih lanjut.
Saya masuk RSIA dengan obgyn yang biasa kontrol saya, tapi herannya obgyn tidak memeriksa saya, dia hanya bilang, tidak apa-apa saya hanya perlu menggunakan infus yang anti kontraksinya sangat tinggi karena saya kelelahan, besok juga sudah boleh pulang. Hari kedua beliau datang pagi-pagi dan *baru* memeriksa perut saya dan bilang bahwa perut saya kencang sekali tidak bisa pulang hr itu dan sepertinya ada infeksi jadi harus dimasukan obat dari vagina yang super sakit sekali :( Tetapi semuanya itu tidak membuat rasa sakit saya sembuh. Kami minta usg pun karena khawatir dengan bayinya tapi hanya dibilang nanti saja kalau mau pulang. Dengan keputus-asaan suami saya minta keluar dari RSIA tersebut karena saya tidak kunjung sembuh. Pulanglah saya pada hari ketiga.
Akhirnya saya pulang, kemudian saya direferensikan ahli fetomaternal di RS Mitra Kelapa Gading, Dr. Yuditiya Purwosunu akhirnya kami kontrol ke beliau beberapa hari kemudian, beliau periksa semuanya dengan teliti sampai seluruh organ baby, lalu menanyakan banyak pertanyaan kepada saya dan kemudian pindah ke usg ginjal.. TADAAAA ditemukanlah bahwa ginjal kiri saya sudah bengkak. Lalu diliat dr kandung kemih ternyata ada miom yang menjepit saluran kemih, memang harus dioperasi karena dengan saluran kemih terjepit, terjadilah infeksi saluran kemih dan menyebabkan ginjal membengkak. Keesokan harinya saya disuruh untuk cek lab kembali.
Keesokannya hasil lab saya kirim ke Dr. Yudit via Whatsapp, beliau langsung cepat tanggap, menyuruh saya ke RS untuk diberi cairan infus dan obat. Saya dan suami berencana ke rumah sakit keesokan malamnya, ternyata malam hari itu saya mengalami sakit yang luar biasa di bagian pinggang kiri yang membuat saya tidak bisa jalan dan tidak bisa berdiri. Suami saya langsung membawa saya ke RSCM Kencana karena peralatan disana lebih lengkap dan dr. Yudit juga praktek disini.
Setelah masuk UGD kebetulan dokter jaga disana adalah dokter ahli penyakit dalam, jadi beliau langsung cek keadaan ginjal kiri saya dan memberi obat anti nyeri. Saya diharuskan dirawat lagi, tapi saya tidak mau karena saya sudah capek diinfus dan tidak suka dengan rumah sakit. Dengan nangis-nangis ke suami akhirnya suami membujuk dokter untuk saya boleh rawat jalan. Tetapi saya tetap harus diinfus selama 6 jam. Penanganan sangat baik, Dr, Yudit langsung datang ke UGD dan langsung menghubungi dokter urologi untuk saya dirujuk kesana, karena kata Dr. Yudit dan Dr. UGD tersebut untuk kasus saya yang tidak bisa di operasi segera, saya harus dipasang DJ STENT dari ginjal ke saluran kemih sehingga tidak tersumbat.
Akhirnya saya ke urologi dan ternyata pemasangan DJ STENT tidak segampang itu, harus menggunakan XRAY dimana tidak disarankan untuk ibu hamil. Saya jadi takut, takut salah pasang yang menyebabkan resiko lainnya. Baiklah, saya memutuskan untuk saya bertahan menahan rasa sakit ini sampai baby saya bisa lahir dulu. Walaupun jika saya kesakitan saya harus segera ke rumah sakit. Oleh karenanya saya tidak boleh banyak aktivitas, harus banyak bedrest supaya tidak sering kambuh sakitnya dan harus rajin kontrol obgyn + urologi. Tapi Dr. Yudit ini oke banget, selalu menanyakan keadaan saya via Whatsapp, sangat perhatian dan membantu pasiennya.
Miom saya ukurannya sekitar 5cm, bisa menyebabkan gangguan sebesar ini. Untuk para calon ibu-ibu ayo perhatikan kesehatan kalian sebelum terjadi seperti saya. Saat ini saya hanya banyak berdoa dan berusaha semaksimal mungkin supaya baby saya bisa sehat terus sampai lahiran. Memang perjalanan untuk menjadi seorang ibu itu berat tapi saya tau, pasti sangat worth it. :)
Comments
Post a Comment