Hello Moms,
Pasti setiap ibu baru dan para mommy mommy di luar sana sangat concern sekali kan dengan minuman terbaik untuk anak kita ini? Yes, pasti ASI! Ya, saya mau ASI Exclusive! Ya, saya hanya mau ASI.. Optimis boleh saja, tetapi pada akhirnya akan ada sebuah hal yang membuat dan mengubah cara pandang anda selamanya :) Berikut saya mau menceritakan kisah yang saya dan anak saya, Jethro alami..
Ketika J lahir, dia langsung dibawa ke NICU karena kondisinya saat itu, sehingga tidak ada waktu untuk IMD dan karena kondisi yang tidak mendukungpun, saya baru diperbolehkan bertemu J di hari kedua pasca operasi. Hal itu menyebabkan J tidak bisa menyusu langsung (due to physical condition dimana daya hisapnya masih lemah) ditambah dengan J bingung puting.. ASI saya keluar cukup banyak.. Bahkan di hari pertama sudah bisa 30ml sekali perah. Karena tidak disusui payudara saya sangat bengkak, saya sakit, akhirnya dibantu suster RS untuk memerahnya dan seterusnya saya selalu memerah. Dari hari kedua sampai hari ke lima di rumah sakit, J terus diajari menyusu langsung, memanggil para ahli dsb, ternyata J tetap tidak bisa menyusu. Pihak RS sudah memanggil konselor laktasi di rs tersebut dan para dokter untuk membantu, tapi tetap tidak berhasil. Sebagai orangtua baru pastinya saya sedih panik tegang dsbnya.
Ketika pulang dari RS, J tetap tidak bisa menyusu langsung, dua hisapan lepas dua hisapan lepas. Sampai ada informasi untuk datang ke RS KMC bertemu dengan Dr. Asti Praborini, SpA, IBCLC sang ahli laktasi juga. 10 Hari kemudian kami mendapat jadwal untuk bertemu dan kami pergi kesana. Sampai disana dikatakan bahwa J daya hisapnya masih sangat lemah dan sangat bingung puting jadi kami (saya&J) harus segera dirawat di KMC. Disana disediakan kamar khusus bingung puting sehingga bisa bergabung dengan ibu lainnya. Tanpa BA BE BO saya langsung mengiyakan untuk rawat inap. Sesampainya di ruang perawatan, saya diminta untuk melakukan kangguru dengan J minimal 1x24jam tidak boleh lepas kecuali ke toilet. Disana saya sendiri, suami kerja, orang tua sibuk, rasanya mellow sekali.. Detik demi detik rasanya lamaaa sekali, sampai akhirnya saya merasa tidak kuat. Suster disana juga hanya sesekali menengok, kemudian dokter hanya visit sehari 2x. Malam hari ketika suami saya datang saya menangis sejadi-jadinya, minta ikut pulang sama suami tapi tidak diperbolehkan katanya saya harus berjuang demi J. Tapi jujur, baby blues saya makin menjadi-jadi lagi. Saya hanya menangis nangis dan di ruangan itu tinggal saya sendiri, ibu yang lain sudah pulang :(
Keesokan pagi nya dokter asti datang untuk visit dan mengatakan J harus di potong tongue tie nya (LAGI), padahal waktu baru lahir sudah dipotong oleh dokter di Carolus Serpong, tapi karena saran ahli yasudah saya meng-iyakan saja. Ternyata bukan hanya tongue tie yang dipotong, tapi liptie juga. Berdarah-darah iya, gak tega saya lihatnya. Membuat J jadi bisa menyusu? ENGGA JUGA :( Saya sudah tidak kuat lagi, saya minta pulang saat itu juga walaupun belom diijinkan.. Untung suami mendukung saya. Sesampainya di rumah beberapa hari kemudian keadaan makin parah, J jadi banyak sariawan!!! J mogok minum. J hanya minum kira - kira 10ml sekali minum. ahh saya makin stress :(
Lalu minggu depannya kami pindah ke RS Carolus dengan dokter Utami Roesli dan di sana dr Utami bilang memang J daya hisapnya masih lemah, tapi untuk saat ini harus lebih dipentingkan kenaikan berat badannya, karena berat badannya berada di bawah rata-rata. Ternyata bb di bawah rata-rata untuk bayi itu sangat berpengaruh pada perkembangan otaknya, jadilah J diberikan susu obat similac neosure (kalau tidak salah), setelah 1 bulan luar biasa naikk hampir 2kg! senanggg.. tapi sambil di belajarin disusuin secara langsung..
Tapi at the end belum berhasil juga dan saya berpikir daripada anak saya menderita lagi karena tidak mendapatkan susu sesuai kebutuhan dia, maka akhirnya saya menjadi mama full exclusive pumping, Well, apapun pilihan buibu semua, yang penting anaknya sehat dan tidak menderita kan? jadi, jangan lah di judge buat ibu-ibu yang tidak kasih ASI kepada anaknya, karena sesungguhnya kita tidak tahu kan apa yang mereka lalui.. Para suami dukunglah istrimu apapun keputusannya itu! mama senang, anak senang :)
Keesokan pagi nya dokter asti datang untuk visit dan mengatakan J harus di potong tongue tie nya (LAGI), padahal waktu baru lahir sudah dipotong oleh dokter di Carolus Serpong, tapi karena saran ahli yasudah saya meng-iyakan saja. Ternyata bukan hanya tongue tie yang dipotong, tapi liptie juga. Berdarah-darah iya, gak tega saya lihatnya. Membuat J jadi bisa menyusu? ENGGA JUGA :( Saya sudah tidak kuat lagi, saya minta pulang saat itu juga walaupun belom diijinkan.. Untung suami mendukung saya. Sesampainya di rumah beberapa hari kemudian keadaan makin parah, J jadi banyak sariawan!!! J mogok minum. J hanya minum kira - kira 10ml sekali minum. ahh saya makin stress :(
Lalu minggu depannya kami pindah ke RS Carolus dengan dokter Utami Roesli dan di sana dr Utami bilang memang J daya hisapnya masih lemah, tapi untuk saat ini harus lebih dipentingkan kenaikan berat badannya, karena berat badannya berada di bawah rata-rata. Ternyata bb di bawah rata-rata untuk bayi itu sangat berpengaruh pada perkembangan otaknya, jadilah J diberikan susu obat similac neosure (kalau tidak salah), setelah 1 bulan luar biasa naikk hampir 2kg! senanggg.. tapi sambil di belajarin disusuin secara langsung..
Tapi at the end belum berhasil juga dan saya berpikir daripada anak saya menderita lagi karena tidak mendapatkan susu sesuai kebutuhan dia, maka akhirnya saya menjadi mama full exclusive pumping, Well, apapun pilihan buibu semua, yang penting anaknya sehat dan tidak menderita kan? jadi, jangan lah di judge buat ibu-ibu yang tidak kasih ASI kepada anaknya, karena sesungguhnya kita tidak tahu kan apa yang mereka lalui.. Para suami dukunglah istrimu apapun keputusannya itu! mama senang, anak senang :)
Comments
Post a Comment